Alam kembali menunjukkan keperkasaan dan sekaligus memperlihatkan kelemahan kita.
Kemarin banjir bandang menerjang Kabupaten Bantaeng dan Jeneponto. Ribuan rumah hancur karena terjangan air bah atau terseret arus yang sangat dahsyat. Banyak jatuh korban dalam peristiwa itu. Ada yang meninggal. Ada juga yang luka-luka.
Mereka yang selamat mengungsi ke tempat yang dianggap aman di tengah kekuatiran banjir susulan karena cuaca yang tak menentu. Begitu juga dengan ketakutan berjangkitnya wabah Virus Corona yang siap memangsa bila mereka lengah.
Kabar duka dari Bantaeng dan Jeneponto tentu saja mengangetkan kita semua. Tapi siapa sih yang bisa menebak datangnya bencana.
Yang pasti musibah itu kembali telah menggoreskan duka dan kehilangan. Kehilangan yang menyisahkan kesedihan.
Setiap mendengar kabar duka dan berita kehilangan dari manapun. Saya sendiri selalu turut bersedih dan kehilangan.
Saya pernah merasakan kehilangan. Biasanya hanya waktu yang akan memberi ruang untuk memulihkan kembali perasaan itu. Akan tetapi sebuah kehilangan tentu tak akan tergantikan.
Keluarga Haerul Patta Ampa di Bantaeng dan keluarga Daeng Made di Jeneponto dua korban meninggal dalam peristiwa tersebut. Serta para korban lainnya yang lenyap harta bendanya, tentu sangat kehilangan. Sekarang mereka berduka.
Tapi kita tak pernah tahu apakah besok atau lusa mungkin ada diantara kita juga yang kehilangan. Kita adalah manusia-manusia yang dibekali keyakinan akan sebuah takdir.
Namun demikian upaya jualah yang menjadi ikhtiar. Selama kita menjalani proses kehidupan ini. Upaya untuk menjaga lingkungan, berdamai dengan alam supaya bencana banjir tak terjadi.
Atau berbuat kebaikan pada sesama dan memperbanyak ibadah yang kelak menjadi bekal saat kita akan berangkat meninggalkan kehidupan. Agar meninggalkan kenangan yang indah.
Dan sebelum itu semua terjadi, kisah-kisah duka tersebut bisa menjadi pengingat bagi kita semua supaya hidup kita lebih berarti bagi masyarakat di sekeliling kita. Dan terutama bagi orang-orang yang kita sayangi.
Lalu apa yang kita sudah persiapkan untuk sebuah kehilangan?
Saya meyakini semesta memberi waktu sesuai dengan yang diberikanNya. Semuanya berjalan sesuai mekanisme yang telah ditentukan.
Dan bila saatnya tiba, saat kehilangan terjadi. Maka dari situ juga kita harus bisa menerima untuk ikhlas melepaskannya. Meski kadang dengan perasaan teramat sedih.
******
Di penghujung malam ini saya berdoa..
Kepada para korban yang meninggal, semoga arwahnya di terima di sisi Allah SWT dan keluarga diberi kesabaran.
Kepada korban yang selamat semoga keresahannya cepat teratasi. Keadaan segera membaik dan bisa beraktifitas kembali seperti sediakala.
Dan untuk anda, semoga setiap permohonan yang anda langitkan menjadi bekal terbaik bagi anda dalam melangkah untuk menemukan jalan yang di ridhoiNya. Aamiin.