Buku Lama

Gambar: Google.com

Saya punya koleksi buku. Jumlahnya tidak terlalu banyak. Tapi lumayanlah buat di cerita ke teman-teman sesama penggemar buku.

Tema buku-buku itu beragam. Mulai dari buku bertema, agama, sosial, politik, budaya, motivasi, sejarah, novel dan lain-lain.

Untuk buku-buku yang menarik dan bagus, saya menyusunnya dalam satu rak khusus di kamar. Jadi kalau sewaktu-waktu ingin membaca lagi saya sudah tahu buku-buku mana saja yang mau saya ambil.

Ada keasyikan tersendiri dengan membaca ulang buku-buku yang pernah saya beli itu.

Bacanya juga nggak semua halaman. Beberapa aja, dan seringkali cuma asal buka, lalu baca beberapa paragraf yang menurut saya sangat menarik.

Sebelumnya, dalam membaca tidak jarang bila ada yang dianggap penting, saya tandai dengan stabilo atau dibawahnya saya garis pake pencil. Jadi, begitu ada yang dibutuhkan untuk referensi misalnya, sudah tidak repot lagi. Tinggal buka dan baca aja halaman atau bagian yang sudah ditandai tadi.

Hasilnya lumayan, untuk mengembalikan mood dan mengingat hal-hal penting yang disampaikan dalam sebuah buku.

Dalam beberapa kesempatan misalnya pas lagi garap kerjaan, nggak jarang saya dilanda jenuh. Kalau sudah begitu, biasanya saya istirahat beberapa menit sambil buka-buka buku lama.

Sering kali saya merasa kagum dengan isi buku itu, padahal sebelumnya sudah pernah dibaca. Aneh, ya?

Ya, saya memang sering nggak terlalu ingat dengan isi buku yang sudah pernah saya “lahap”, terkadang cuma ingat sekilas saja. Supaya lebih paham, terpaksa buka-buka buku lagi. Agak merepotkan memang.

Makanya saya selalu berharap bisa memiliki kemampuan daya ingat yang baik. Sayang, saya tak memilikinya.