Di era revolusi teknologi 4.0, MAHASISWA sangat dimanjakan oleh kian canggihnya teknologi sehingga menurut saya, mahasiswa telah kehilangan idealismenya.
Mahasiswa tak mampu lagi berpikir kritis dan kurang mandiri dalam berpikir. Bahkan seluruh tugas-tugas kampus dapat diselesaikan dalam hitung menit, kini mahasiswa sangat bertergantung pada internet.
Akibat dari kondisi ini adalah mahasiswa kini menjadi Apatis, apapun serba internet.
Parahnya dalam pembuatan karya ilmiah, skripsi misalnya. Banyak mahasiswa cuma mencari sumber dari google bahkan hanya sekedar mendownload dari google kemudian mengeditnya (copy paste).
Dan untuk golongan mahasiswa seperti ini saya namakan Mahasiswa Editan.
Para mahasiswa golongan ini tak lagi mau sibuk dan tak mau lagi pusing dalam mencari sumber-sumber informasi dari berbagai buku dan beragam jenis referensi.
Bahkan ketika penelitiannya menuntut mereka harus melakukan wawancara mereka tak melakukannya karena adanya Om google tadi. Om google memang senantiasa menyiapkan informasi yang dibutuhkannya.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa kehadiran internet dalam dimensi pendidikan telah menjadi sesuatu yang mutlak dan menjadi sebuah kebutuhan. Masalahnya hal ini tidak digunakan sebagaimana mestinya.
Begitu pula untuk kondisi yang lain, internet pula telah membuat mahasiswa menjadi acuh tak acuh melihat lingkungan sekitarnya. Mereka menutup mata terhadap masyarakat yang tertindas.
Tak ada lagi kepedulian melihat rakyat yang di intimidasi, melihat rakyat diperlakukan tak adil.
Mereka tak mau tahu apa yang terjadi di masyarakat karena mereka terlalu asyik bergulat dengan gadgetnya masing-masing. Hilang sudah sikap mahasiswa yang dikenal sebagai agent of control social (agen kontrol sosial) yang selalu menjadi semboyan pergerakan mahasiswa.
Di era 4.0 ini dimana bermain game dianggap sebagai olah raga dan diskusi hanya sebatas formalitas saja. Banyak dari mahasiswa yang telah kehilangan identitasnya.
Mereka lari dari tanggung jawabnya, sehingga di zaman ini mahasiswa di mata masyarakat hanya dikenal sebatas pelajar yang duduk manis dibangku kuliah layaknya robot yang hanya difungsikan untuk belajar dan terus belajar. Bukan lagi sebagai Agent of change (agen perubahan).
Makanya saya bertanya, ada apa dengan mahasiwa?
Wahai kalian.. Bangkitlah dari zona nyamanmu!!