Sumiarti sudah menangis selama dua hari penuh.
Pernikahan Sumiarti belum genap delapan tahun namun suaminya sudah harus meninggalkan dirinya dan putri mereka yang berumur enam tahun dalam sebuah kecelakaan tragis.
Sumiarti menangis ketika kakaknya mengabarkan kematian suaminya.
Sumiarti menangis saat pengajian.
Sumiarti menangis di pelukan ibu mertuanya.
Sumiarti menangis di depan semua orang.
Bukankah itu tanda istri berbakti? Sumiarti memang ingin dianggap demikian.
Sehingga tidak ada yang tahu bahwa ketika rumahnya sudah sepi, Sumiarti berhenti menangis, dan malah tersenyum.
Putri Sumiarti menghampirinya, menyingkap baju ibunya tersebut, dan menyentuh lebam di sekujur tubuh Sumiarti.
“Kita bebas ya, Mak?” Ia bertanya. Matanya berbinar.