Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2021 Pondok Pesantren Nurul Jadid Duripoku Kabupaten Pasangkayu menggelar pentas seni santri pada Malam Sabtu 22 Oktober 2021.
Sebagai lembaga pendidikan berbasis agama Pondok Pesantren Nurul Jadid tidak hanya berkomitmen memberikan ilmu agama atau umum saja namun juga memberikan penguatan ilmu pada bidang seni.
Oleh karena itu, setiap tahun pada peringatan Hari Santri Nasional Pondok Pesantren Nurul Jadid selalu mengadakan pentas seni santri.
Pentas seni tahun ini digelar di halaman Pondok Pesantre Nurul Jadid Duripoku. Acaranya berlangsung mulai pukul 14.00.
Para tamu, guru, dan wali santri mulai memasuki area pondok pesantren Nurul Jadid sebelum acara dimulai. Mereka terlihat antusias memeriahkan acara.
Acara pentas seni santri dalam rangka memperingati hari santri 2021 diawali dengan grand opening dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh santri serta lantunaan sholawat oleh ibu Nyai Nurul Hidayah.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan pimpinan pondok pesantren Nurul Jadid Duripoku Abah K.H Zaini, S.Pd.I,
Dalam sambutannya pimpinan pondok pesantren Nurul Jadid mengatakan bahwa santri Nurul Jadid harus siap di 3 tempat, yaitu siap di masjid sebagai imam, khotib, atau sebagai penceramah. Yang kedua harus siap di kantor-kantor. Di kantor apapun karena santri Nurul Jadid sudah di bekali ilmu dasar IT. Dan yang ketiga siap di masyarakat memimpin tahlil, baca berzanji, memimpin istighosah dan amalan-amalan An-Nahdliyah lainnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pembawa acara (host) pada pentas seni Hari Santri 2021 menggunakan 3 bahasa yaitu Bahasa Arab, Inggris dan Indonesia. Hal ini bertujuan melatih santri semakin termotivasi untuk mempelajari bahasa asing.
Pada setiap sesi acara dibagi atas beberapa kelompok penampil.
Masing-masing kelompok menampilkan bakat seni yang berbeda-beda. Mulai dari Tari Saman (Ratoh Jaroe), Syarhil Qur’an, pantomim, Tari Hadroh, pidato Bahasa Indonesia, Drama kabaret Putra, Puisi Berantai, Tari Do RE MI, pencak silat, Drama Santri Putri, dan terakhir pembacaan Puisi tunggal.
Penampilan santri diawali dengan Tari Saman (Ratoh Jaroe) yang enerjik dan penuh semangat. Penampilan ini memukau sehingga banyak penonton yang bertepuk tangan.
Sementara pada penampilan terakhir yakni pembacaan puisi suasana berubah lengan. Banyak penonton terharu begitu mendengar untaian bait-bait puisi yang dibacakan hingga ada yang meneteskan air mata.
Meski suasana malam terasa dingin karena dibumbui oleh rintik-rintik hujan, tidaklah menyurutkan dan menghalangi semangat para wali santri, alumni dan sebagian masyarakat Desa Saptanajaya menyaksikan penampilan para santri. Mereka tetap setia berada ditempatnya hingga acara berakhir.