KOMUNISME

Foto : Google.com

PARTAI Komunis Indonesia melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda pada 1926-1927. Pemberontakan itu berlangsung di sejumlah daerah di Indonesia, yakni Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra Barat.

Sejarah mencatatnya sebagai pemberontakan pertama yang dilakukan para perintis kemerdekaan. Pemberontakan PKI itu kiranya menjadi pemberontakan pertama yang
mengatasnamakan kemerdekaan Indonesia. Betul sebelumnya kita mengenal para pahlawan seperti Diponegoro, Imam Bonjol, Patimura, Tjut Nyak Dien, yang memberontak terhadap Belanda, tetapi semua pemberontakan itu mengatasnamakan lokalitas atau kedaerahan.

Pemberontakan PKI itu gagal. Pemerintah Hindia Belanda menumpasnya. Namun, sebagai yang pertama yang mengatasnamakan Indonesia, pemberontakan ini kiranya menginspirasï’ berbagai upaya perintisan kemerdekaan Indonesia. ltulah sebabnya dikatakan pemberontakan PKI 1926-1927 punya arti besar dalam sejarah Indonesia modern. Apalagi, dalam peristiwa itu kaum komunis dan agama bekerja sama melawan penguasa Hindia Belanda.

Berbeda dengan pemberontakan PKI 1926-1927 ketika kaum komunis bahu-membahu dengan kaum agama, pemberontakan PKI di Madiun pada 1948 justru menjadikan kalangan agama sebagai sasaran, selain tentara, pejabat pemerintah, dan masyarakat Pemberontakan PKI 1948 itu juga gagal. TNI dan rakyat menumpasnya.

PKI dikatakan berada di balik kudeta 30 September 1965. Kudeta itu gagal. Pangkostrad Mayjen Soeharto bergerak cepat menumpasnya. Para tokohnya diburu dan ditangkapi, beberapa di antaranya kelak dijatuhi hukuman mati. Anggota dan simpatisannya juga ditangkapi bahkan dibasmi. Rakyat menuntut PKI dibubarkan MPRS menerbitkan ketetapan pembubaran PKI.

Di tingkat dunia, komunisme sebagai ideologi mengalami kegagalan dengan bubarnya Uni Soviet pada 1991. Negara-negara yang masih mempertahankan ideologi komunisme bisa dihitung dengan jari. Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba, hanyalah segelintir negara berideologikan komunisme. Itu pun, dalam kasus Tiongkok dan Vietnam, ideologi politik komunisme tidak murni lagi, bercampur dengan ideologi ekonomi kapitalis.

Komunisme bisa dikatakan proyek gagal, produk afkir, baik di Tanah Air maupun mancanegara. Siapa pula yang sudi mereproduksi ideologi gagal? Siapa pula yang mau bernostalgia mereproyeksi ideologi afkir?

Akan tetapi, kita amat khawatir ada yang diam-diam ingin menghidupkan kembali komunisme. Kita bahkan berkeyakinan ideologi komunisme senantiasa mengendap-endap mengintai kita dan tiba-tiba menyusup ketika kita lengah. Kīta menyebutnya bahaya laten komunisme, proyek laten komunisme.

Tidak mengherankan ketika Ketetapan MPRS Tahun 1966 tentang pelarangan komunisme tidak ada dalam konsideran Rancangan Undang-Undang Haluan ldeologi Pancasila banyak yang bereaksÌ keras. Banyak yang mengkhawatirkan absennya Tap MPRS Tahun 1966 itu bakal membuka peluang bagi kebangkitan kembali ideologi komunisme.

Kita sukses mencegah bahaya laten komunisme bangkit kembali melalui RUU HIP Parpol-parpol setuju dan mendorong Tap MPRS pelarangan komunisme dicantumkan sebagai konsideran dalam RUU HIP itu. Organisasi keagamaan setali tiga uang Pemerintah bahkan memutuskan menunda pembahasannya.

Siapa yang ingin membangkitkan ideologi komunisme yang afkir itu dengan tidak mencantumkan TAP MPRS Tahun 1966 di konsideran RUU HIP, kita tak tahu. Namanya juga bahaya laten, yang mendalangkan bahaya juga laten, tak tampak, tak berwujud, serupa hantu. Ideologi komunisme sering disebut setan, hantu, dan genderuwo. Dia hanya bermain-main dalam bayangan ketakutan kita.

Komunisme dianggap manjur digunakan sebagai alat menakut-nakuti, termasuk menakut-nakuti rakyat untuk tidak memilih seorang kandidat presiden. Rakyat ditakut-takuti sang kandidat akan membangkitkan ideologi komunis bila terpilih kelak.

Pada Pemilu Presiden 2014, Jokowi dikatakan komunis, anak keturunan ayah PKI, supaya rakyat takut memilihnya. Komunisme bahkan dianggap dosa turunan. Bila orangtua komunis, anak, cucu sampai cicit, otomatis komunis.

Pada Pemilu 2019, beredar foto mirip Jokowi dewasa berada di dekat podium tempat tokoh PKI DN Aidit sedang berpidato. Foto itu diambil ketika DN Aidit berpidato di hadapan massa PKI pada 1955. Jokowi lahir 1961. Bayangkan, bahkan orang belum lahir pun bisa dikatakan PKI.

Begitulah, komunisme direproduksi, dibangkitkan kembali, kiranya lebih demi tujuan politis, pada momen politik tertentu seperti pilpres.

Namun, serupa proyek-proyek sebelumnya, proyek politik komunisme juga gagal. Toh, rakyat tidak percaya sang kandidat komunis dan sebagian besar memilihnya menjadi presiden dua periode.

Penulis : Usman Kansong (Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo)

Sumber : Media Indonesia, 17 Juni 2020