Mapaba Sebagai Wadah Pengembangan Diri

Gambar : Salehuddin

Masa Pengenalan Anggota Baru atau disingkat MAPABA adalah sebuah Tahap pengenalan atau bentuk doktrinisasi awal bagi organisasi pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kepada Mahasiswa yang aktif di dalam sebuah perguruan tinggi.

Seperti halnya organisasi-organisasi yang ada di kampus atau universitas. Sebuah organisasi dituntut untuk mempersiapkan generasinya secara berkesinambungan untuk mengisi estapet kepemimpinan dan kepengurusan yang akan datang.

Dalam dunia kemahasiswaan atau dunia kampus ada banyak wadah-wadah organisasi kemahasiswaan yang senantiasa ada untuk kemudian menjadi alternatif bagi penggembleng atau pengembangkan potensi SDM seorang Mahasiswa.

Organisasi tersebut ada yang bersifat Internal dan ada eksternal.

Dalam internal kampus kita bisa menemukan organisasi seperti BEM, SENAT dan lain sebagainya. Sementara untuk organisasai eksternal ada PMII, HMI, GMNI, GMKI, PMKRI, IMM dan lain-lain.

Masing-masing Organisasi tersebut memiliki ideologi dan tujuannya nya masing-masing.

Seperti halnya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang merupakan organisasi kemahasiswaan yang dilegitimasikan pembentukannnya pada 17 April 1960. Organisasi ini membawa Konsep Ideologi Ahlusunnah wal jamaah Annahdliyah dan memiiiki faham Kebangsaan sebagai landasan berfikir dan bergeraknya.

Konsep Ideologi itulah yang kemudian disyiarkan dalam setiap pengkaderan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia khususnya di dunia kampus dan perguruan tinggi.

Atas dasar semangat ideologi itulah sehingga eksistensi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia di kalangan Mahasiswa itu mampu menjadi magnet dan daya tarik sehingga banyak yang menjadikannya sebagai wadah untuk menempa diri, dan berproses. Sekaligus tempat belajar bagi pengembangan wawasan Keislaman dan Keindonesiaan.

Dengan demikian diharapkan para peserta bisa memahami hal tersebut sebagai salah satu syarat perekrutan anggota baru. Terlebih lagi jika anggota itu memang memiliki dasar ideologi yang sudah terbangun secara kultur dari pesantren.

Ber-PMII tak cukup hanya bermodalkan kultur, tetapi juga PMII dapat menjadi laboratorium Sumber Daya Manusia produktif dan kompetitif serta berdaya saing melalui pengkhidmatan yang bertaqwa, berintelektual, dan profesional. Serta senantiasa berkomitmen Pada Aspek Kejujuran, kebenaran dan keadilan.