MASJID MUHAMMAD CHENG HO

Foto : Hardi

MASJID MUHAMMAD CHENG HO

Kabupaten Pasangkayu memiliki banyak destinasi wisata. Selain destinasi wisata alam seperti wisata pantai dan air terjun ada juga wisata budaya. Namun sekarang kabupaten Pasangkayu memiliki destinasi wisata baru. Destinasi wisata berbentuk wisata religi. Destinasi ini kini banyak menarik perhatian masyarakat setempat maupun pendatang.

Destinasi wisata religi itu bernama Masjid Muhammad Cheng Ho. Lokasinya berada di pinggir jalan Trans Sulawesi tepatnya dalam areal PT. Randomayang Tambak Lestari,
Dusan Salunggaluku, Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu. Atau sekitar 23
kilo meter arah utara dari Kota Pasangkayu Sulawesi Barat.

Nama Muhammad Cheng Ho diambil dari nama panggllan untuk admiral Zhang Ho yang merupakan laksamana muslim asal Tiongkok. Masjid ini diresmikan langsung oleh Gubdrnur Sulawesi Barat, Prof. Zudan Arif Fakhrullah pada tanggal 17 Januari 2024.

Masjid Muhammad Cheng Ho dibangun oleh Rudy Hartanto Wibowo, Rudy H.W adalah direktur utama PT. Randomayang Tambak Lestari dengan arsitekturnya dipercayakan
pada Ali Ma’ruf.

Seperti umumnya masjid dimana pun, tujuan utama dibangunnya Masjid Muhammad Cheng Ho adalah untuk tempat beribadah atau rumah ibadah. Rumah ibadah ini awalnya diperuntukkan bagi para karyawan PT. Randomayang Tambak Lestari dan warga sekitar. Namun karena bentuk masjid yang unik dan bernuasa china membuat masjid ini menarik perhatian masyarakat untuk mampir beribadah atau pun berswafoto.

Keunikan dari Masjid Muhammad Cheng Ho adalah perpaduan budaya Arab, Jawa dan Tionghoa dengan warna dominasi merah, hijau dan kuning keemasan. Ornamennya pun kental bernuansa Tiongkok lama.

Sepintas lalu masjid ini mirip kelenteng (rumah ibadah Umat Tri Dharma). Terdapat relief bertuliskan aksara Tiongkok di depan pintu masuk masjid. Sementara kubahnya menyerupai bentuk pagoda.

Di sisi kiri bangunan terdapat beduk besar sebagai pelengkap bangunan. Di depan bagian kompleks masjid ada kolam ikan dan diatasnya dipasangi guci layaknya guci peninggalan dinasti Ming yang terkenal itu.

Dari sini kita dapat melihat adanya akulturasi budaya atau percampuran antara dua budaya sehingga menimbulkan lahirnya budaya baru yang unik sekaligus menarik.

Selain bentuk akulturasi ini secara tidak langsung adanya Masjid Muhammad Cheng Ho ingin menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi toleransi. Mencintai budaya sendiri tapi tidak memudarkan budaya lain yang bisa memberi manfaat.

Dengan hadirnya keunikan itu membuat Masjid Muhammad Cheng Ho menjadi salah satu tujuan wisata khususnya wisata religi yang wajib dikunjungi di Kabupaten Pasangkayu.

Oleh: Karmila (Siswa SMAN 1 Bambalamotu)