Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir diatas batu, belajar di waktu dewasa bagaikan mengukir diatas air. Istilah ini sering dilantumkan oleh kyai saya ketika memberi semangat dalam belajar sewaktu masih mengenyam pendidikan tingkat menengah pertama di MTs Nurul Jadid Duripoku.
Istilah tersebut kini saya menjadi penyemangat bagi kami kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pasangkayu untuk berbagai pengetahuan kepada anak-anak yang ada di desa Karya Bersama. Karena setahu saya belajar sambil mengajar memberikan kemudahan kepada kita dalam mengukir pengetahuan di dalam ingatan.
.
Anak anak desa karya bersama tepatnya di dusun Marambeau berdasarkan pengamatan kami membutuhkan bimbingan khusus dalam menambah pengetahuan agama Islam pasalnya mereka sangat minim pengetahuan agamanya.
Mereka hanya mendapatkan pendidikan keagamaan di sekolah masing-masing yang notabene mereka belajar di sekolah umum. Sedangkan di ketahui bersama jam pelajaran agama di sekolah umum sangat sedikit. Tentu ini amat mempengaruhi pengetahuan keagamaan mereka.
Kendati demikian anak anak dusun Marambeau rajin datang sholat berjamaah di masjid terutama ketika waktu sholat maghrib tiba.
Saat senja mulai menyapa mereka sudah mulai ramai berdatangan, bercanda, bermain, atau ngerumpi di halaman mesjid Jabal Nur dusun Marambeau sambil menunggu muazin mengumandangkan azan Maghrib.
Dardi yang merupakan remaja Masjid Jabal Nur bercerita kepada kami. “Anak anak disini rajin ke masjid cuma mereka butuh bimbingan dalam belajar agama terutama dalam mengaji karena mereka selama ini mengaji kampung ji kebanyakan mereka sudah bisa mengaji Alqur’an besar tapi penyebutan huruf masih banyak salah. Kalau mereka disuruh membaca surah Alfatiha mereka tidak ada yang tau, tapi kalau Alhamdu nahafal semua ji. Mereka juga tidak tau apa itu Zakat Fitrah tapi kalau ma pittara natau ji. Yah mereka taunya dari tradisi. Jadi kami di sini sangat senang kalau ada teman-teman PMII mau membantu kami mengajar anak anak”. Tuturnya dengan logat khas Sulawesinya saat kami temui di masjid Jabal Nur.
.
Cerita Dardi menggugah Hati Nurani kami untuk melakukan pengabdian. Setelah melalui musyawarah bersama, kami sepakat untuk membuat Program Gerakan Ngaji Anak Sholeh yang disingkat GANAS. Kegiatan tersebut berupa bimbingan kepada anak-anak, membagi pengetahuan berdasarkan kebutuhan mereka.
Koordinator kegiatan Muhammad Asriadi yang merupakan wakil ketua cabang PMII Pasangkayu mengatakan bahwa, “Program GANAS merupakan kegiatan advokasi pendidikan sebagai bentuk praktek dari teori pendidikan kaum tertindas ala Paulo Preire yang kami lakukan dengan tujuan untuk menghidupkan tradisi Islam Ahlusunnah wal Jamaah (Aswaja) pada anak anak sejak dini, sekaligus untuk melawan dominasi dan hegemoni pendidikan umum terhadap pendidikan agama yang diterima anak anak”.
“Program ini telah kami buatkan kurikulum kurang lebih seperti kurikulum diratsah Islamiah I. Adapun yang menjadi tenaga pengajarnya adalah sahabat sahabat yang masih berproses di komisariat yang ada di PMII cabang Pasangkayu. Kami sadar tenaga pengajar juga masih dalam proses belajar jadi kalau ada materi yang agak berat disampaikan maka sebelumnya kami berkonsultasi dulu kepada para kiyai dan ustad kami baru kami lanjut menyampaikan materi tersebut kepada anak anak”. Lanjut Asriadi.
.
Kegiatan Ngaji anak sholeh dilakukan di Mesjid Jabal Nur Dusun Marambeau, Desa karya bersama, Kecamatan Pasangkayu. Pertemuan dilakukan dua kali seminggu yaitu setiap malam Selasa dan malam Jumat.
Kedepan kegiatan akan kami lanjutkan ke beberapa mesjid yang ada di Kabupaten Pasangkayu tergantung dari hasil pengamatan kami masjid mana yang kiranya perlu untuk dilakukan pendampingan maka kami akan turun.
.
Berbagai pengalaman kami dapat selama berkegiatan. Mulai dari keceriaan anak-anak dalam belajar, kerjasama dan kekompakan dalam mengajar, upaya konyol dalam membuat media pembelajaran dan bahan ajar, sampai tingkah usil teman-teman mengambil gambar lucu anak-anak dalam belajar.
Kami berharap semoga Allah SWT senantiasa memberi kekuatan dan kegiatan ini terus berjalan dan berkembang agar tradisi Islam Ahli Sunnah wal jamaah terus membumi di kabupaten ini.