PENYAYANG BINATANG

PENYAYANG BINATANG
Foto : Kompasiana

*Sejak lama rumah kami di Bambalamotu ramai dengan binatang: ayam, kucing, kaki seribu, lebah, lipan, tokek, tikus, serangga, ikan hias, biawak, hingga ular. Miriplah dengan kebun binatang.

Selain ayam dan ikan hias biasanya binatang-binatang itu kesasar masuk ke rumah.

Ada kucing yang sengaja dibuang di dekat rumah. Lebah yang bersarang dalam kardus televisi karena pohon mangga kami sedang berbunga. Atau karena malas membersihkan rumput dan semak di halaman belakang beberapa kali muncul ular.

Kalau biawak, jangan ditanya. Binatang itu paling sering muncul menyatroni ayam kami dan telurnya.

Akibat sering bertemu, anak-anakku jadi terbiasa. Mereka tidak lagi takut bila bertemu. Malah mereka tumbuh menjadi penyayang binatang.

Sekali waktu ibunya shock. Ia menemukan kedua putrinya asyik bermain dengan kaki seribu. Sambil tertawa geli kakak-adik bergantian membiarkan binatang itu melata di lengan mereka.

“Siapa yang ngajar main gituan?” Mereka kompak menjawab, “Ayah!!”. Alhasil sebuah cubitan kecil mendarat di pinggang saya.

Karena kuatir, ibunya hanya memberi izin memelihara kucing, ayam, dan ikan hias. Kali ini keduanya akur tak ada yang menolak. Aman.

Jadilah ikan hias, kucing dan ayam resmi menjadi keluarga baru kami. Agar akrab, mereka memberi nama binatang itu dengan nama-nama cantik.

Kucingnya dinamai Novi karena dipelihara bulan November. Ikan hiasnya dinamai Nemo terinspirasi film animasi. Dan ayam betinanya yang lincah, gemuk dan sehat dinamai Sari sesuai nama putri pekerja kebun kami yang meng”hadiahi” mereka si Sari itu.

Ketika Novi mati disambar mobil, mereka menguburnya dengan bunga Di siram dengan air mata. Di tangisi kuburannya setiap pulang sekolah. Diajak bercakap-cakap sambil bercucuran air mata.

“Sudah di mana kamu, Novi? Kamu senang tidak di sana? Kamu pasti kesepian? hiks.. hiks.. Persis adegan sinetron.

Kupikir anak-anak yang memelihara binatang bagus juga. Mereka bisa belajar mencintai, sekaligus Kehilangan. Belajar berempati serta merasakan apa yang dirasakan makhluk lain. Mereka bisa belajar banyak hal dari situ.

Dan itu tidak mereka dapatkan di bangku sekolah.