Di masa kanak – kanak tidak sedikitpun terbesit dibenak kita seperti apa perjalan kita di masa yang akan datang, yang ada hanyalah bermain dan bermain tanpa mengenal rasa lelah. Itulah masa kanak – kanak, dunianya memang dunia bermain. Apa jadinya jika di masa belia sudah dapat menerawang hidup di masa yang akan datang, pasti banyak yang menyerah dan tak ada yang sanggup. Saya yakin itu…!
Meski tidak dapat menerawang akan jadi seperti apa natinya, tetapi sudah terbangun mimpi – mimpi kecil. Apakah ada yang masih mengingat mimpi kita dulu di saat masih lugu dan lucu – lucunya ?, tentu ada yang masih mengingat, namun apakah mimpi itu yang diwujudkan atau sesuai yang diimpikan, tentu tidak semua ya kan.
Nah kira – kira seperti itulah perjalanan, selain tubuh yang semakin tumbuh, pemikiran yang kian terbuka untuk mendewasakan diri serta belajar untuk realistis terhadap sebuah perjalanan hidup, bahwa tidak semua yang kita impikan itu bisa diraih. Namun, janganlah risau, karena ada mimpi – mimpi lain yang sesungguhnya telah digariskan seperti janji kita kepada tuhan.
Mungkin kita bisa mengingat impian kita dimasa kecil, namun tidak terhadap janji kita kepada sang pencipta. Terus apa janji kita kepada tuhan ?
Jadi saat kita dalam kandungan ibunda kita usia 4 bulan atau 120 hari, Tuhan meniupkan ruh tetapi dengan komitmen bahwa kita diwajibkan beriman kepada Tuhan sang pencipta alam semesta beserta isinya. Jika kita menyanggupinya, maka tuhan akan memberikan apapapun yang menjadi kebutuhanmu, dan melimpahkan segala karunia dan kenikmatan selama kita terlahir dan menjalani kehidupan di dunia.
Akan tetapi jika kita tak menyanggupinya, maka tuhan tidak akan memberikan kehidupan atau terlahir di dunia. Itu mengapa banyak terjadi janin meninggal saat di kandungan dan bayi saat dilahirkan atau tak lama setelah dilahirkan, karena ia tak menyanggupi perjanjiaan dengan tuhanya.
Nah sampai disini sudah mengingat janji kita dengan tuhan, tentu bagi kita yang terlahir dan telah merasakan berbagai kenikmatan yang tuhan berikan selama kita di dunia, tentunya wajib kita syukuri, karena satu kenikmatan yang tuhan berikan tidak dapat diukur atau ternilai harganya jika kita ingin tukar dalam bentuk apapun.
Sejauh ini apa yang kita rasakan dalam menjalani proses kehidupan yang penuh dengan warna warni dan hiruk pikuk kehidupan. Apakah seindah yang dibayangkan saat kecil dulu, tidak ada satupun manusia yang mampu mengetahui seperti apa perjalanan hidupnya selama di dunia.
Sebagai manusia biasa dimana tempatnya salah, selain merasakan kenyamanan, kesenangan atas rahmat tuhan, tentu juga merasakan pahitnya perjalanan dimana apa yang kadang kita inginkan tidak sesuai harapan, lelah terhadap berbagai ujian yang juga datangnya bertubi – tubi, semua jenis rasa tentu kita telah rasakan bukan.
Apakah kamu lelah ?. Jangan bohong, tentu lelah bukan, menepilah sejenak dari langkahmu sebelum kembali bergerak dan renungi apa yang membuatmu lelah. Dan salah satu yang membuat kita lelah adalah tingginya ekspektasi kita terhadap urusan dunia, tetapi sedikit bersyukur yang telah kita dapatkan.
Terlepas dari urusan rasa syukur, kita tidak boleh berhenti atau kalah karena rasa lelah dalam perjalanan ini. Karena inilah konsekuensi dari perjanjian kita dengan tuhan, selain perjanjian dengan tuhan sebagai anak yang dilahirkan tentu wajib bertanggung jawab atas kemakmuran dan kebahagiaan orang tua juga bukan. Karena ketika ruh itu telah ditiupkan, bersamaan itu pula tanggung jawab melekat dipundak kita.
Hidup itu juga bagaikan kita mengayuh pedal sepeda, agar kita tidak terjatuh maka teruslah bergerak hingga kita sampai pada tujuan kita kembali ke pangkuanya (sang pencipta).
Di tahun 1445 H / 2024 M nikmat nafas masih dapat kita rasakan, sementara ada juga berita duka yang kita dengar dan lihat orang – orang di sekeliling kita bahwa ia telah sampai pada perjalananya. Apakah kabar itu, membuat kita takut untuk sampai dari perjalanan kita, tidak perlu takut tapi kita harus menyiapkan sebelum kita sampai. Karena sekencang apapun kita berlari dan menghindar, kita tidak dapat menghentikan takdir.
Maka warnailah perjalananmu…..