SENYUM HANGAT DI PAGI HARI

Gambar : Google.com

Di pagi hari yang cerah matahari bersinar terang di langit yang biru, sinarnya terhalang rimbunya dedaunan pohon cemara, dimana beberapa orang sedang menunggu bus angkutan umum. Ada yang ingin berangkat bekerja dan juga ada yang ingin berangkat ke sekolah, salah satunya adalah siswi SMA, Lily namanya.

Lily terus saja tersenyum pada orang – orang yang meliriknya.. entah mengapa tersenyum membuatnya tenang dan nyaman. Di sekolahnya dia dikenal sangat ramah pada beberapa siswa, membuat dia sangat disukai dari beberapa temannya.

Saat dia sedang duduk menunggu bus, dia melihat seorang wanita hamil yang berdiri di samping halte. Karena padatnya penumpang yang menunggu bus, membuat wanita hamil itu tidak mendapatkan tempat duduk.

Karena merasa kasihan dia berpikir untuk memberikan tempat duduknya pada wanita hamil itu, saat Lily bersiap untuk bangkit. Namun, terhalang karena bus angkutan yang dia tunggu akhirnya datang. Dengan terburu-buru ia naik dan bergegas mencari tempat duduk yang nyaman untuknya.

Dia sangat senang karena ini pertama kalinya dia mendapatkan tempat duduk karena padatnya penumpang di bus itu.. Lily mengeluarkan earphonenya dan menyetel lagu favoritnya.

Saat sedang asik mendengarkan musik favoritnya, dia mendengarkan keributan di belakangnya, membuat Lily terganggu. Dia berbalik dan menatap seorang wanita hamil yang sedang di bentak oleh seorang pria berjas kantoran.

Lily mengenal wanita hamil itu, wanita yang dia lihat di samping halte menunggu bus bersamanya, wanita yang hendak ia tolong namun gagal karena bus angkutan umum yang dia tunggu telah datang.

“Pak, bolehkah anda memberikan tempat duduk anda pada saya? saya sedang hamil dan perjalanan saya masih panjang. Saya tidak bisa berdiri terlalu lama karena kondisi saya sedang hamil pak.” Ujar wanita hamil itu sambil mengelus perutnya yang besar dengan wajah memohon.

Pria itu mengerutkan dahi mendengar perkataan wanita itu, dengan wajah kesal dia menolak dengan tegas.

“‘Tidak! sayalah yang terlebih dahulu disini, anda cari tempat duduk lain saja dan jangan menggunakan kehamilan anda untuk mendapatkan tempat yang nyaman.’

Wanita itu tertunduk sedih. Melihat itu membuat Lily marah. Namun, perkataan pria itu ada benarnya. Pria itulah yang terlebih dahulu di sana. Tapi bukan berarti Lily membenarkan perkataan pria itu.. apa lagi melihat kondisi wanita itu sedang hamil.

Lily semakin merasa Iba melihat wanita itu memilih untuk berdiri sedangkan keadaannya sedang hamil besar, dia melihat sekeliling bus orang-orang terlihat cuek dan mengabaikan wanita hamil itu. Namun, ada beberapa yang melihat tapi tidak membantunya sama sekali, melihat itu membuat Lily menggeleng miris.

Lily bingung, dimana rasa simpati orang-orang? mengapa mereka mengabaikan wanita itu dan tidak membantu wanita itu sama sekali?

Lily memutuskan untuk bangkit dan mendekati wanita itu dengan tersenyum hangat dia menyentuh pundak wanita itu dan berkata, “Permisi bu”

Wanita itu terkejut, namun dia menjawab sapaan Lily dengan lebih lembut lagi “Ya nak. Ada apa?”

“Ibu butuh tempat duduk kan bu? bagaimana jika ibu duduk di tempatku saja?” Ujar Lily dengan lembut.

Wanita itu sedikit terkejut mendengar perkataan gadis SMA itu, dia merasa malu apa pertengkaran tadi mengganggu penumpang yang ada di bus itu?

“Benar nak. perjalanan ibu juga masih jauh, namun tidak apa-apa ibu tidak ingin merepotkan.”

Mendengar perkataan wanita hamil itu membuat Lily menggeleng tegas, wanita itu tidak merepotkan, memang sudah kewajiban mereka untuk menolong orang yang lebih lemah dari mereka, apa lagi melihat tubuh wanita hamil itu benar benar rentan.

“Ibu tidak merepotkan sama sekali..” Ujar Lily.

“Bagaimana denganmu nak?”

Lily tersenyum mendengar perkataan wanita itu. “Saya akan berdiri, sekolah saya juga sudah dekat bu.. ibu jangan khawatir yang harus ibu khawatirkan adalah kandungan ibu..”

Senyum Lily mengembang saat melihat wanita itu akhirnya mengangguk, dengan lembut dia membimbing wanita itu ke tempat duduknya dan membantunya duduk dengan pelan wanita itu terus tersenyum lembut pada Lily, dia berhutang budi pada gadis sma ini yang meliriknya di saat orang-orang tampak cuek akan kehadirannya, kebaikan hati gadis SMA ini benar-benar sangat tulus.

“Terima kasih nak, ibu berhutang budi padamu ujar wanita itu.” Mendengar perkataan wanita itu membuat Lily tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

“Kalau boleh tahu.. namamu siapa nak?” Tanya wanita itu.

“Lily bu..” Jawab Lily.

“Oh Lily? nama yang indah sama seperti orangnya” Ujar wanita itu dengan tersenyum hangat.

Lily tersenyum malu mendengar pujian wanita itu entah mengapa dia terlihat bersemangat mendengarnya.

“Oh ya kalau boleh tahu nama ibu siapa?” Tanya Lily pada wanita itu

“Panggil ibu dewi saja”

Lily mengangguk mengerti dia, beberapa menit kemudian akhirnya dia tiba di sekolahnya dengan senyum dia berpamitan pada ibu Dewi.

“Ibu saya sudah sampai.. ibu hati-hati di perjalanan ya” Ujar Lily dengan senyum lembutnya.

Mendengar itu ibu dewi mengangguk dan tidak lupa berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Lily padanya “Iya nak, terima kasih sekali lagi.”

“Iya bu…”

Dia akhirnya turun dari bus dan berjalan menuju kelasnya, dia sangat senang perasaan bahagia membuncah dalam hatinya tentu saja dia sangat senang membantu walaupun hanya bantuan kecil, dia yakin bahwa itu sangat membantu untuk ibu dewi dan juga janin yang ada di kandungan. Bagi Lily membantu tidak selalu harus bantuan yang sempurna, kan?

Saat dia sedang berjalan di koridor sekolah, beberapa siswa menyapanya dan melemparkan senyum hangat pada gadis itu.. Lily dengan senang hati membalas senyum itu tak kalah lebar. Itu adalah kebiasaannya saat berada di sekolah, maka dari itu dia sangat di sukai dari berbagai siswa dan juga beberapa guru.. bukan hanya karena sikapnya yang ramah, tapi juga karena prestasinya yang banyak.

“Selamat pagi Lily” Sapa salah satu siswa dengan lembut.

“Pagi” Balas Lily dengan tersenyum.

Dia sangat senang melihat respon positif yang di berikan padanya.. itu yang membuatnya nyaman dalam lingkungan sekolah, dan bukan hanya itu menjalin keakraban pada teman membuat dia tidak kesulitan untuk meminta bantuan pada saat dia sangat kesulitan.

Dia juga tidak kesulitan sama sekali jika mengerjakan tugas-tugas karena bantuan guru yang membimbingnya.

“Selamat pagi, nak Lily” Sapa salah satu guru.

Lily tersenyum dan menjawab dengan senyum hangatnya.

“selamat pagi juga bu”

Begitulah yang terjadi setiap hari saat dia berada di sekolah, beberapa menit berjalan di koridor sekolah akhimya Lily tiba di depan kelasnya, beberapa siswa sudah berada di dalam kelas.

Akhirnya bel masuk pun berbunyi dan guru mapel masuk ke dalam kelas.. mata pelajaran hari ini adalah bahasa Indonesia, guru mulai menjelaskan materi tentang kebaikan di sekitar.

Siswa di suruh naik untuk menceritakan kebaikan apa saja yang pernah dilakukan oleh siswa di dalam lingkungan masyarakat.

Satu persatu siswa naik dan menjelaskan kebaikan yang mereka lakukan hingga akhirnya sekarang giliran Lily untuk naik, guru mulai memanggil namanya “Lily, sekarang giliran kamu nak.”

Dia menceritakan kejadian saat di bus, dari mulai dia melihat wanita hamil itu dibentak oleh seorang pria sampai dia membantu wanita hamil itu, semua temannya merasa tindakan Lily sangat mulia, walau pun hanya bantuan kecil saja.

“Wahh.. Lily sangat hebat!” Ujar teman sebangkunya.

“Benar.. tidak semua orang mau melakukan tindakan seperti itu” Lanjut salah satu teman kelas Lily, guru yang mendengar cerita Lily merasa bangga.[]

oleh: Suci Ramadani (Siswa SMA NEGERI 1 TIKKE)