Manusia itu cenderung takut akan sesuatu yang tidak diketahuinya, begitu kata Imam Ali r.a.
Ketika Anda sedang dalam posisi kecukupan harta, hal yang paling Anda takuti adalah jatuh miskin. Kenapa? Karena sudah tertanam dalam benak baik melalui pengamatan maupun informasi bahwa miskin itu adalah hal yang sangat menakutkan. Kesedihan, kesulitan, kehinaan, kekurangan, dan banyak lagi.
Karena ketakutan itulah, banyak manusia yang kadang melakukan segala cara untuk tidak jatuh miskin. Pagi mereka berpikir dunia, sore dunia, dan sampai malam yang mereka pikirkan dunia. Begitu terus selama bertahun-tahun bahkan sampai matinya. Dunia menjadi Tuhannya tanpa sadar. Dia ber- Tuhan, tetapi Tuhannya kalah oleh dunianya.
Sampai ketika Tuhan begitu sayang kepadanya, diambillah semua dunianya, sehingga bayangan ketakutannya terjadi. Dia terjun ke lembah yang tidak diketahuinya.
Perlahan-lahan baju kehormatannya dilucuti. Perhiasan-perhiasan dunia terampas dari tangannya. Tiba-tiba dia telanjang, tidak punya apa-apa. Marah kecewa, malu, takut, dan segala hal bercampur aduk dalam hatinya.
Waktu berlalu, dan ternyata dia menjadi biasa dengan dunianya sekarang. Dia menjadi orang yang ikhlas sesudah baju kesombongannya dilucuti. Dia lebih mudah menemukan Tuhan ketika tidak lagi terbebani ukuran dunianya. Sepenuhnya dia serahkan diri kepada Tuhan. Semua yang terjadi adalah karena kebaikan-Nya. Dia beradaptasi dan berdamai dengan dunianya. Dia menjadi orang yang bersyukur, tenang, dan damai dalam menghadapi situasinya.
Imam Alir.a. berkata, “TERKADANG ALLAH MENGAMBIL SEGALANYA DARI SEORANG MANUSIA SUPAYA MEMBANTUNYA MENEMUKAN TUHANNYA.”
Yang dimaksud “segalanya” adalah titik terlemah manusia, kecintaannya yang berlebih akan sesuatu, baik itu harta, anak, ataupun pasangan hidupnya.
Oleh: Denny S (Penulis)