“Setiap cerita punya takdirnya sendiri..”
Entah kenapa kalimat itu begitu melekat di kepalaku, saat kudengar Raditya Dika, penulis terkenal yang membacakan cerpennya lewat kanal YouTube miliknya.
Aku lupa judulnya yang jelas bercerita tentang seorang penulis yang melihat cerita indah antara dia dan kekasihnya namun hanya sebatas di kelopak mata, tentang seorang penulis yang selalu merasa tidak mampu menjahit ide-ide di buku catatannya menjadi selembar dua lembar cerita. Tapi tenang saja takdirnya tidak seburuk itu.
Saat mendengar cerita itu 2 sosok melintas dalam kepalaku, tokoh dalam cerita dan diriku sendiri. Aku teringat berapa banyak coretan yang sudah kubuat sejak SMP, SMA hingga kini. Saat ini semuanya belum menjadi apa-apa. Ku putuskan untuk mencari buku-buku lama itu dua tiga buku masih tersusun rapi di rak. Jari ku langsung saja menggaet note kuning berukuran sedang, aku sendiri lupa tahun berapa kupunyai buku itu. Ku tengok isinya.
“Itu??”, “Raja Troya dan Screendy”, “Bad Things in High School” sudah lama sekali aku tidak mengingat bahwa aku pernah merangkai cerpen-cerpen itu, dan banyak sekali coretan-coretan lain yang tak berjudul. Dan tentu saja banyak yang tak selesai.
Kasian.
Sekitar 30 menit baru aku bisa mengingat dengan tidak yakin, sepertinya note itu kudapat saat mengikuti olimpiade debat Bahasa Inggris tingkat kabupaten waktu kelas satu SMA. Panitia membagikan note waktu itu.
_______________
“Kak pulang??” Tanyaku padanya.
Ia tersenyum, dapat kulihat sekilas senyum disana meski hanya berada di antara bibir pucat yang basah dan nyaris menyerupai lengkungan patah.
_________________
Sedikit kutipan yang ku baca diantara cerpen-cerpen itu, aku ingat cerpen itu termotivasi dari novel yang kubaca saat masih di bangku SMP. Aku lupa judulnya, novelnya juga sudah hilang. Tapi aku tidak pernah lupa rasa yang tertransfer dari kata perkata dalam novel itu pada diriku. Aku hanyut kedalamnya saat itu.
Aku benar-benar buta dalam hal mengarahkan tulisan-tulisan itu. Aku selalu lamban untuk mengantarkan mereka pada takdirnya. Dan pada akhirnya aku pula yang kehilangan mereka..
________________________
Gitar Rusak
Cari aku di antara nada-nada sumbang gitar rusak mu..
Diantara coretan-coretan lirik yang kau simpan bersama debu.
Akan kau apakan kenangan-kenangan lirih itu?
Yang terlalu sayang untuk dibuang dan terlalu kusam untuk dipamerkan?
Cari aku diantara senar-senar tua gitar rusak mu..
Yang pernah kau petik dengan bahagia, lalu hati-hati pada akhirnya..
__________________________
Mungkin kali ini ku benar-benar mengantarkan “dia” pada takdirnya.
Ek
Rabu 26 Juni 2024