Hay teman-teman…
Apa kabar hari ini.?
Kali ini, saya akan cerita random lagi edisi selanjutnya setelah lebaran idul adha.
Kemarin saya sudah sempat cerita mengenai bagaimana sebagian teman-teman media social saya dalam memperingati hari raya kurban.
Nahh, kali ini saya akan sedikit menceritakan bagaimana perjalanan saya dengan teman-teman hari ini ke salah satu kampungan bagian ujung utara Kabupaten pasangkayu. Tepatnya di Desa Pakawa, Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu
Cerita hari ini saya rasa tidak asing lagi di telinga teman-teman pembaca. Seperti biasanya bagaimana hal ini sudah melekat erat dan menjadi kebiasaan bahkan mungkin sudah menjadi tradisi masyarakat untuk melakukan perjalanan pulang kampung (mudik) dan melakukan ajang silaturahim dengan sanak keluarga, sanak saudara, teman, sahabat dan tetangga. Massiara bahasa gaulnya, kira-kira begitu yahh.
Tapi kali ini saya tidak akan membahas soal mudik teman-teman, tapi soal massiara atau berkunjung ke rumah kerabat.
Jadi begini teman, ini diluar dari rencana perjalanan hari ini. Rencana sebelumnya hari ini kembali ke aktivitas semula setelah lebaran, yahhh biasalah kaum rebahan pastinya tidak ada aktivitas lain kalau bukan mager dalam kamar kost dan scroll-scroll tik-tok atau medsos lainnya kalau tidak pasti main game.
Lagi asik-asiknya scroll tik-tok, tiba-tiba ada notif WA dari salah satu senior saya di kampus yang sudah selesai 2 tahun yang lalu. Tapi komunikasi kita tetap berjalan baik bahkan kita sesekali telfonan untuk membahas hal-hal yang tidak penting. Dia juga yang ospek saya sewaktu baru masuk kuliah dan beberapa kali membantu saya membuat tugas kuliah.
Setelah saya buka notif yang tadi, ternyata senior saya ini mengajak untuk datang kerumahnya massiara. Isi percakapan kami seperti ini;
Senior:
“Assalamu alaikum”
“Immankk dimana ki dek”
Saya:
“Wa’alaikum salam”
“Dikost kak”
Senior:
“Kerumah ki dek jalan-jalan”
“Sudah ka bikin coto”
Saya:
“Iyye kak insya Allah”
Dibalas lagi dong, untuk memastikan mau atau tidak. Tau sendirikan insya Allah indonesia itu beda dengan insya Allah Arab Saudi. Hahaha
Senior:
“Mojjo ka ini kalau nda kerumah”
Saya:
“Nda ada je kassi uang ku kak ee, belum cair yang masih membeku”
Senior:
“Sini mi nanti dibelikan bensin”
“Saking mau ku ini teman-teman ku datang dirumah”
Saya:
“Iyye kak”
Sebenarnya malas keluar-keluar hari ini, teman-teman yang lain sudah datang dikost mengajak untuk pergi dan saya masih dengan style bangun tidur, pake sarung dan belum mandi sejak kemarin. Hehehe
Salah satu teman cewe, dia ini juga junior saya di kampus dengan nada sedikit memaksa dia bilang “ayo mi kak ee, naik mobil ki karna mau juga hujan”
“Ohh naik mobil. Ayo mi pale, tapi mandi ka dulu nahh” ucap ku.
Yang bikin malas untuk pergi sebenarnya buka malas beraktivitas di hari ini, tapi lelah di perjalanan yang menjadi pikiran utama, jalan menuju kesana luar biasa sekali. Jauh dan berlubang. Hihihi
Singkat cerita aja yahh teman-teman. Setelah sudah mandi dan sudah beres-beres berangkatlah kita pakai mobil. Kita berangkat dari Pasangkayu kota itu ber-5. Masih ada teman lagi yang akan di ambil di perjalanan 4 orang.
Baru sampai martajaya kita sudah di sambut hujan dan angin kencang, untungnya naik mobil yahh. Hehehe.
Sepanjang jalan canda-candaan selalu saja ada untuk dibahas dari jalannya yang berlubang, jaraknya yang jauh.
Perjalanan terasa jauh mungkin dikarenakan sebagian kami belum pernah kesana, yahh meskipun saya sudah pernah sekali tapi itu waktunya 2 tahun silam. Jadi, tempat, jalan, dan lain sebagainya sudah hampir lupa semuanya.
Entah berapa lama waktu perjalanan, tapi ini terasa lama dari waktu itu. Mungkin pengaruh hujan deras yang menghalangi pandangan supir yang hanya beberapa meter saja kedepan, dan kondisi jalan yang licin. Sehingga memperlambat jalannya mobil.
Diantara 9 orang dalam mobil, ada satu orang yang menjadi penunjuk jalan. Dia selalu bilang “sudah dekat guys, sisa dua belokan sudah sampai” ucapnya.
“Memang hanya ada dua belokan kiri dan kanan, tapi tidak tau berapa kilo lagi kedepan baru sampai” ucap salah satu teman yang duduk di kursi depan.
Setelah dia mengucapkan itu entah lucu atau tidak menurut teman-teman pembaca. Tapi, tanggapan tadi membuat seisi mobil melepaskan tawa secara bersamaan.
Kita positif thinking aja yahh teman-teman. Mungkin si penunjuk jalan bicara seperti tadi untuk mengurangi rasa jenuh kita selama perjalanan.
Singkat cerita, sampailah kita di rumah tujuan. Ternyata dia tidak tau kalau kita datang naik mobil, dia taunya kita datang naik sepeda motor. Kebetulan kita pas sampai dia sedang berada di kios samping rumahnya untuk beli sesuatu. Dia pun masih meraba-raba “mereka kah ini.? Tapi kenapa naik mobil.? Tapi mobilnya weser ke kiri dan singgah depan rumah.” Ucapnya dalam hati yang sempat di ceritakan setelah kita masuk dalam rumah.
Setelah dalam rumah, kita disuguhkan kopi dan tape sebagai hidangan awal sebelum masuk ke hidangan inti.
Sekitar 10-15 menit kita duduk menikmati kopi, keluarlah senior saya ini dari balik tirai dengan baki ditangannya yang berisikan beberapa mangkuk coto.
“Nahh ini hidangan yang ditunggu-tunggu sudah keluar” ucap salah satu teman yang bersandar di tiang rumah.
Tanpa berfikir panjang dan tampa kata silahkan, langsung saja kita santap coto yang membuat ngiler. Yang menambah nafsu makan dan nikmatnya semangkuk coto ini karena kita makan bersama dan ditengah hujan deras diluar rumah.
Silahkan di banyangkan teman-teman bagaimana nikmatnya coto yang hangat itu di situasi hujan deras diluar rumah. Semoga tidak ngiler yahhhh Hehehehe
Ikan hiu merokok di bawah pohon kedondong.
Makan coto hangat asik dong.
Hahahaha