Banjir dibeberapa daerah di negeri kita belum benar-benar surut. Hujan masih enggan untuk beristirahat meski sejenak. Warga pun masih was-was. Katanya hujan skala besar akan turun lagi minggu ini.
Tapi itu prediksi, nak. Ia bisa benar bisa juga salah. Bahkan oleh pemegang otoritas seperti BMKG sekalipun.
Perlu kalian pahami, seperti cuaca yang sering berubah-ubah dan tak kekal. Manusia juga tidak kekal.
Tapi bagi kita manusia, Kekal adalah utopia.
Dulu ada film favoritku judulnya Highlander. Film ini diputar berseri di televisi.
Film ini mengisahkan lelaki bernama Connor Macleod yang tak bisa mati. Ia hidup abadi sepanjang masa. Ia berpetualang mengejar dan membasmi musuh-musuhnya di masa lalu, masa kini bahkan hingga masa depan.
Entah terinspirasi oleh film itu atau bagaimana. Aku punya kisah tapi ini bukan fiksi seperti kisah Macleod. Ini tentang lelaki lain di masa moderen bernama Howard Hughes yang karena takut mati akibat terinfeksi kuman ia enggan bersalaman dengan orang lain.
Ada juga MJ dengan alasan yang sama ingin abadi. Ia bahkan rela tidur dalam tabung oksigen dan selalu mandi air mineral supaya tubuhnya tetap steril dari bakteri. Faktanya, mereka tetap mati.
Jujur ayah di hinggapi rasa takut ketika menuliskan ini. Kenapa mesti cerita tentang mati? Seperti meminta mati saja. Apalagi kini kejadian serupa yang dialami MJ atau Hughes sepertinya benar-benar terjadi. Lihat saja orang pada takut bersalaman, menghidari keramaian dan pakai masker. Karena takut mati.
Kita memang masih dihantui oleh gencarnya serangat Virus Covid-19 yang entah kapan akan berakhir.
Tapi ayah ingat pesan seorang kyai, kalau bicara ajal, tak ada yang mesti ditakutkan. Di minta atau tidak kalau saatnya tiba ia pasti datang. Ia ada di dekat kita. Saking dekatnya, Imam Al-Ghazali mengatakan, “… Yang paling jauh dari kita adalah masa lalu . Tetapi yang paling dekat adalah kematian.”
Genap sepekan pergantian tahun. Ini artinya kalau berhitung mundur, usia
kita berkurang lagi tujuh hari.
Tak mirip Hughes atau MJ yang berusaha bisa kekal, nak. Kita cuma ingin panjang umur lalu menjalaninya simpel-simpel saja. Syukur kalau bisa berprestasi.
Dan kalau toh nanti misalnya, Tuhan memanggil kita menghadapNya, kita berharap bisa pulang dengan tenang dan dikenang sebagai orang baik, nak.
Begitu saja doaku diawal tahun ini. Entah nanti.