PERLAWANAN 207 HARI

Foto : Sjafruddin Prawiranegara dkk. historia.id

Agresi Belanda 1948, kota Yogya porak poranda. Henky, nama kecil HB IX dengan geram bergegas menemui Bung Karno dan Bung Hatta.

Panglima Soedirman yang tengah tergolek akibat sakit paru paru parah seperti mendapat kekuatan gaib dapat bangkit. Hanya dengan mengenakan piyama berselubung mantel coklat, mantan guru Muhammadiyah tersebut bergegas menuju gedung agung.

Pembicaraan serius tengah terjadi. dengan tergesa gesa kawat berita segera dilayangkan. Bung Kamo menemui Soedirman ajakan gerilya disambut gelengan kepala oleh Bung Karno.

“Tempatku bukan gerilya” demikian kata Bung Kamo.

Soedirman terpaku, seolah tak percaya. Bung Karno pernah berjanji untuk memimpin gerilya jika Belanda kembalí menyerang.

Sementara kawat yang dilayangkan tidak perah sampai. Isi kawat yang melimpahkan wewenang pembentukan pemerintahan darurat jika para pemimpin negara sampai ditahan Belanda.

Nun jauh di Sumatera, Kuding tersentak, berita yang sempat ditangkap mengatakan bahwa Yogya telah jatuh.

Berita itu membuat para pemimpin seperti Kuding, nama panggilan Syafrudin Prawiranegara yang menjabat Menteri Keuangan sekaligus Kemakmuran, Teuku Muhammad Rashid atau Residen Rashid dan lain lain segera berunding. Membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.

Sejak saat itu ibu kota pindah ke Bidar Alam, perkebunan teh Halaban. Mandat sebagai Presiden dipegang oleh Kuding dengan wakil Teuku Rashid.

Selama 207 hari PDRI berdiri, mengumandangkan pada dunia bahwa Republik masih ada, Sementara Soekarno, Hatta dan pemimpin lain diasingkan ke Bangka.

Penghujung hari Kuding dan kawan kawan tersentak bahwa pemimpin yang diasingkan di Bangka berunding dengan Belanda.

Ada rasa marah dan kecewa, bukankah dengan mandat yang ada PDRI harusnya Bung Karno, Hatta dan Syahrir tidak berhak mengadakan perundingan apa pun yang mengatasnamakan bangsa Indonesia.

Soedirman yang sedang bergerilya pun mengirimkan surat bernada keras mempertanyakan wewenan para tracee Bangka tersebut.

Namun lagi lagi kebesaran jiwa para pemimpin yang menyelamatkan negara dari perpecahan. Kuding dengan jiwa besar mengembalikan mandat kepada Bung Karno. Soedirman akhirnya kemball dari gerilya dan disambut dengan segenap keharuan dari rakyat Yogya.

Benar benar 207 hari yang herolk.