Abah KH. Zaini Minta Pengurus OSP2NJ Istiqomah Menuntut Ilmu

Gambar : Anto

Malam Rabu (26/10) selepas shalat Isya berjamaah bertempat di Musholla santri putri Pondok Pesantren Nurul Jadid Duripoku, menggelar pelantikan pengurus baru Organisasi Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid (OSP2NJ) masa bakti tahun 2021-2022.

Pengurus baru OSP2NJ (Organisasi Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid) adalah santri kelas X MA-XII MA yang dipilih oleh segenap dewan Muallim/Amullimah.

Hal ini bertujuan agar mereka belajar menjadi pemimpin, belajar mengemban amanah, serta belajar berorganisasi. Sekaligus membantu melancarkan program kerja OSP2NJ.

Gambar : Ikrar Pengurus

Hadir dalam acara tersebut seluruh santri, segenap dewan guru (Muallim/muallimah) dan pimpinan pondok pesantren.

Kegiatan ini di pandu oleh Dwi Putri dan Mawaddatul Aeni keduanya merupakan santriwati kelas VIII MTs Nurul Jadid.

Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dilantunkan oleh Asaran santri kelas XI MA asal Sarjo, lalu menyanyikan Mars Pondok Pesantren Nurul Jadid Duripoku serta penyerahan Simbolis jabatan pengurus lansung oleh Pimpinan Pondok Pesantren Abah K.H Zani, S.Pd.I kepada Pengurus OSP2NJ yang Baru.

Setelah itu berlanjut pada acara inti yakni pengesahan dan pembacaan ikrar pengurus baru OSP2NJ oleh Muallim Syaufan Azizy selaku Dewan Pembina Organisa Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid (SP2NJ). Lalu di lanjutkan sambutan dan arahan oleh Abah K.H Zaini,S.Pd.I selaku Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid Duripoku.

Dalam sambutan KH. Zaini, S.Pd.I menyampaikan, “Segenap pengurus baru harus memiliki komitmen untuk menjalankan amanah yang diemban dengan sebaik-baiknya. Sekaligus mampu memberi bimbingan dan teladan yang baik kepada adik-adiknya”.

Ditambahkan, “Selain komitmen para pengurus juga dituntut istiqomah. Istiqomah dalam shalat berjamaah, Istiqomah dalam zikir. Istiqomah dalam kehidupan. Istiqomah dalam segala hal.”

KH. Zaini kemudian menutup sambutannya dengan membaca sebuah syair dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu:

“Akhi Ala la tanalul ilma illa bi sittatin, sa-unabbiuka ‘an-tafshili’iha bibayanin. Dzaka-in wa hirtsin wa-sthibarin wa bulghatin. Wa irsyadi ustazin wa thuli zamanin.”

Artinya: “Syarat mendapatkan ilmu itu ada enam: Cerdas (sehat akal), rakus yaitu rakus dalam menyerap ilmu-ilmu, bersungguh-sungguh, cukup modal (harta, kemampuan, dan usaha yang keras), guru yang mengajarkan, dan waktu yang lama.”

Acara kemudian ditutup dengan do’a.