GAGAH GUMILANG

Tujuh tahun umurnya. Ibunya istri kedua dari bapaknya yang cuma supir truk cabutan. Setiap hari Selasa hingga Kamis bapaknya pulang ke rumah.

Di rumah jarang ada cemilan, cuma ada nasi. Tapi kalau bapaknya pulang, pasti bawa cemilan yang enak-enak: yang murah, yang gurih, dan yang kriuk-kriuk.

Setahun sekali saat bapaknya ulang tahun, Gagah dan ibunya diboyong ke rumah istri pertama bapaknya untuk merayakan ulang tahun bersama.

Hari itu sepulang dari acara ulang tahun bapaknya, Gagah berlari masuk ke dalam rumah. lbunya mengejarnya dari belakang. Dengan marah.

“Gagah!! Gagah!! Mana kamu?!”

Gagah bersembunyi di bawah kolong ranjang. Menahan tangis ketakutan. Saat menggigit bibirnya, kakinya ditarik dari belakang. lbunya menemukan tempat persembunyian Gagah.

“Masih mau bikin ibu malu?!”

Ibunya berteriak-teriak seperti orang gila, sambil memegang gagang sapu.

“Masih mau bikin ibu malu?!”

Buk! Gagah dipukul dengan gagang sapu.

“Masih mau bikin ibu malu?!”

Buk! Gagah dipukul lagi dengan gagang sapu.

“Ampun bu… aaampun bu…” Gagah menangis kesakitan.

“Ibumu ini cuma istri kedua!!”

Buk! Buk! Buk!

“Ampun bu… ”

Semua karena Coca-Cola. Tadi, saat ulang tahun bapaknya Gagah rebutan Coca-Cola sama saudari tirinya.

Gagah suka sekali Coca-Cola, tapi bagi keluarganya, itu minuman mewah yang cuma dibeli untuk momen “wah”.
Biasanya juga mereka minum teh tawar.

Nanti kalau sudah besar, Gagah mau buka warung jajan biar bisa makan cemilan dan minum Coca-Cola setiap hari. Ibunya tidak mau dia bagi.[]

Oleh : Tulus Ciptadi Akib (Copywriter)

Sumber : Kumcer Mere Matkadevi. Kompas 2013.