Nyepi: Jika Lelah Menepilah

Gambar : kompas.com

Mohon maaf sebelumnya. Saya sudah lancang memasuki bilik suci dan ruang batin teman umat Hindu. Siapalah saya yang bukan apa-apa cuma mampu memperhatikannya dari pinggiran. Tapi berani berkomentar.

Namun bagi saya kebajikan dan hikmah hidup dan kehidupan bisa diperoleh dari mana saja. Juga kapan saja. Termasuk dari Agama Hindu. Ketika mereka memaknai peristiwa Nyepi-nya.

Sebelumnya dari perbincangan dengan teman Hindu. Saya dapatkan bahwa ada ritual lain selain Nyepi namanya Melasti. Melasti dilaksanakan sehari mendahului Nyepi

Apa itu Melasti?

Melasti adalah ritual melabuhkan kotoran jiwa. Semacam simbol berupa Prosesi menghanyutkan segala kotoran ke laut.

Melasti adalah tekad kukuh agar di masa datang, semua perilaku dosa dan noda akan lenyap ditelan samudra. Dan manusia bisa tampil kembali sebagai sosok baru. Sosok yang bersih dari dosa.

Sementara Nyepi punya makna sendiri. Nyepi adalah sebuah peristiwa magis yang teramat sakral dijalani.

Nyepi berarti tidak menyalakan api, terutama api di dalam diri yang berupa ego dan kemarahan. Nyepi berarti menjinakkan semua itu.

Nyepi juga berarti tidak bepergian dan imajinasipun akan sejenak beristirahat agar dia tidak lelah berjalan ke tempat-tempat yang jauh.

Hasrat dan imajinasi akan ditenangkan untuk merawat diri sendiri yang kelihatannya lelah berkelana setahun lamanya.

Nyepi berarti tidak bekerja karena hanya saat tubuh diam maka kontemplasi berjalan dengan alami. Otot dan otak akan diistirahatkan dan dibiarkan berbicara pada dirinya sendiri untuk mengenal kekhilafan-kekhilafan yang pernah diperbuatnya.

Raga akan diberi tempat berdialog dengan ketiadaan gerak sehingga saling memahami dan terutama memaafkan kekhilafan yang pasti tak terhitung banyaknya.

Nyepi juga berarti tidak menikmati kesenangan yang berlebihan maka akan diarahkan hati untuk bisa tersenyum dan bergembira hanya dengan cara diam.

Dengan begitu godaan untuk menikmati hiruk pikuk sosial media yang menjadi pintu yang dapat mengundang tawa akan ditutup. Dikunci.

Senyum dan kepuasan akan dihadirkan dalam diam di tengah ketiadaan drama dari luar jendela. Karena demikianlah Nyepi, menjauhkan diri dari kesenangan berlebihan demi sempitnya kontemplasi saat berjalan ke dalam diri.

Di siang hari, ketika doa-doa dipanjatkan dalam hati tanpa kepul asap dupa. Begitu juga dengan deru mobil dan motor yang sebelumnya memindahkan raga-raga yang bergegas menjalankan amanat. Semua itu tak akan lagi mengganggu.

Kalaupun ada, satu-satunya yang mengganggu adalah perasaan yang dibiarkan terganggu. Seperti nasihat bijak para guru suci, suara dan kata-kata sesungguhnya tak melukai, kecuali jika kamu mengizinkannya.

Dan itu tak akan terjadi di hari Nyepi karena Nyepi adalah tentang perenungan diri, bukan tentang tuntutan kepada orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Selamat menikmati sepi dalam keramaian dunia, Saudaraku Umat Hindu. Jika pernah berharap akan nasihat yang menggerakkan anda menuju kebajikan, saatnya sepi berkhotbah tanpa kata-kata.

Saatnya kebijaksanaan itu hadir dari bisikan lirih angin senja atau cengkerama daun-daun kamboja yang berkelar dengan tikaman matahari di sore hari.

Selamat Hari Nyepi.