NASIB HUTAN

foto : Alinea.id

Rasanya tak banyak yang tahu (atau mungkin tak mau tahu), kalau setiap tahun tepatnya, tanggal 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup se-Dunia.

“Buat apa juga ditahu toh tak akan ada gunanya. Masalah lingkungan hidup, paling tak jauh-jauh dari urusan hutan atau yang sejenisnya. Sudah itu saja. Malas, ah memikirkannya.” Begitu pikiran mereka. Wajarlah karena sikap acuh tak acuh seperti itu akhirnya membuat nasib hutan kian miris.

Terlepas dari sikap cuek itu saya yakin mereka tetap tahu besarnya manfaat hutan bagi kehidupan.

Namun karena kesadaran tentang pentingnya menjaga paru-paru bumi ini sangat kurang kita jadi kurang peduli dan kebanyakan kita hanya mau memanfaatkan hutan untuk kepentingan sendiri.

Hutan yang lebat dibabat habis untuk di jadikan bahan bangunan. Pembangunan gedung, bandara, atau perumahan misalnya. Sementara upaya untuk melakukan penanaman kembali hampir tak ada sama sekali. Hutan pun dieksploitasi besar-besaran.

Tetapi sekarang hutan terancam bukan dari faktor ini saja. Sekarang hutan semakin menipis karena adanya penebangan juga pembakaran dengan sengaja secara besar-besaran. Selanjutnya hutan diganti menjadi perkebunan kelapa sawit. Padahal dampat buruk yang ditimbulkan banyak sekali.

Hutan yang berubah menjadi lahan kelapa sawit mengakibatkan berkurangnya pohon-pohon besar. Pohon-pohon itu ada yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun. Pohon-pohon itu kuat dan menjadi paku bumi. Penyeimbang bumi.

Sesungguhnya dampak yang ditimbulkan akibat menipisnya wilayah hutan dirasakan juga oleh habitat hewan-hewan atau spesies liar yang hidup di dalamnya.

Hutan adalah rumah mereka. Hancurnya hutan menyebabkan makin berkurangnya atau bahkan punahnya habitat tertentu. Tanpa hutan hewan itu berkeliaran dikejar dan dibantai. Seperti pembantaian orang utan di kalimantan.

Karena daerah perburuannya di musnahkan hewan-hewan itu kelaparan. Sementara alam luar tidak menyediakan makanan. Terpaksa mereka lari ke lahan kelapa sawit. Atau ke perkampungan penduduk. Alhasil masyarakat membantainya.

Pengerusakan hutan berarti merusak lingkungan dan membunuh satwa-satwa liar. Pohon-pohon tertentu yang bermanfaat untuk memfilter udara sekaligus menjadi paru-paru dunia akan lenyap.

Sekali lagi, terjadinya pengerusakan hutan yang diubah menjadi lahan sawit tentu akan berakibat fatal. Bumi takkan lagi seimbangan. Tak kan ada lingkungan asri, hijau dan lestari.

Harusnya kita sadar akan fungsi dan manfaat hutan karena jika tidak ada hutan maka akan banyak sekali bencana dan kerusakan alam yang akan terjadi.

Ingat, bumi ini adalah titipan anak cucu kita. Apa yang terjadi jika mereka meminta dan menerima barang titipannya dalam keadaan rusak dan merana.