Sebuah etimologi bahasa yang penafsirannya multi level. Ia adalah frase yang membentuk kalimat-kalimat penantian dengan segala moment dan segala hal yang membiaskan keangkuhan dan kemahaan kita. Ia adalah Ramadhan, Rumah, dan Rindu.
Ramadhan menjadi bulan yang dinantikan, sebab ia hanya sekali dalam setahun. Rumah menjadi penantian berpulang sebab kita sering jauh darinya, Dan kata Rindu menjadi penantian sebab kita pernah tau kedekatan kita kepadanya. Ketiga hal tersebut menjadi istemewa oleh adanya jarak.
Ramadhan, mengajarkan nilai kesabaran dan keikhlasan. Rumah mengajarkan kita tentang Ramadhan, dan Rindu mengajarkan kedua hal tersebut. Sebab Rindu adalah ketika kita kembali ingin merasakan sebuah kedekatan dan kebahagian.
Ramadhan bukan hanya untuk menjadi objek dan subjek pengampunan dan pendekatan diri kepada pencipta dan sesama. Tetapi ia adalah objek dari sebuah penggambaran diri kita terhadap segala unsur duniawi.
Rumah tak hanya menjadi objek dan subjek tempat tinggal. Tetapi Rumah adalah ruang yang selalu mendidik kita banyak hal di dalamnya. Untuk tinggal, meninggalkan, dan kembali tinggal.
Rindu tak hanya menjadi objek dan subjek saja. Sebab rasa dan kedekatan adalah pengingat nya. Rindu ada sebab kita telah tau hakikat dan keesaannya.
Ramadhan, Rumah, dan Rindu adalah penguat dan spirit bagi bathin, spirit bagi raga. Olehnya itu, marilah kita manfaatkan momen ini dengan sebaiknya. Meraih ampunan dan memperbaiki diri. Menjaga dan merawatnya sebagai rumah kita berteduh di setiap keharibaannya. Menciptakan Rindu sebab Rindu adalah alasan untuk selalu bersamanya.
Marhaban Ya Ramadhan