MENCARI EMAS

Foto : Google.com

Saya menemukannya dibagi dalam grup WA keluarga. Saya tidak tahu dari mana sumbernya. Atau siapa yang pertama kali membaginya, kelihatan kalo sudah dibagi berkali-kali.

Bentuknya iklan. Iklan luar negeri tepatnya. Sebenarnya ceritanya biasa saja. Namun pesannya mengagumkan membuat saya terpukau.

Tampak seorang pemuda yang mendulang emas di sebuah kali. la menyerokkan dulangnya dan menilik hasilnya. Kerikil semua. la pun mendengus sebal dan membuangnya ke pinggir kali.

Tahun demi tahun berlalu. Sang pemuda menyerokkan dulangnya. Masih kerikil saja. la mendengus sebal lalu membuangnya lagi.

Begitu terus.

Hingga terlihat sang pemuda sudah menua. Rambutnya memutih. Tubuhnya kurus. Punggungnya sedikit membungkuk. Janggutnya panjang tak terurus.

Akhirnya saat ia mengangkat dulang. banyak emas berserakan diantara kerikil. Apa yang dilakukan sang pendulang?

la mendengus sebal dan membuangnya ke pinggir kali. Saat itulah muncul tulisan dalam bahasa asing yang kira-kira menyampaikan, “Periksakan mata Anda”.

Sekali lagi, bukan iklannya yang memukau saya. Tapi bagaimana cerita tersebut berlaku di konteks yang lebih umum. Kita berurusan dengan banyak rutinitas sehari-hari.

Saking rutinnya, kita terbiasa mengabaikan banyak hal seremeh kerikil. Bisa jadi kita telah sering mendapatkan emas dalam kehidupan. Tapi kita mendengus sebel dan membuangnya ke pinggir.