Generasi Milenial dan Sejarah Lahir Pancasila

Sekitar tahun 80-an ada satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah, namanya Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Sesuai namanya mata pelajaran ini mamang mendalami nilai-nilai perjuangan Bangsa Indonesia.

Tim penyusun Mata Pelajaran PSPB umumnya di dominasi sejarawan dari pusat sejarah ABRI yang diarsiteki oleh mantan menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Orde Baru Nugroho Notosusanto.

Dalam materi pembelajarannya ada satu tema yang berkaitan dengan peristiwa penyusunan dasar negara atau lahirnya Pancasila 1 Juni 1945.

Dijelaskan pidato tentang rumusan dasar negara awalnya disampaikan oleh Muhammad Yamin. Setelah itu baru Sukarno. sementara pembicara lainnya, Supomo juga telah merumuskan konsep dasar Negara secara rinci sebelum Sukarno tampil berpidato.

Pemahaman mengenai peristiwa 1 Juni 1945 terus berkembang khususnya dikalangan anak sekolah kala itu.

Bahkan dalam buku-buku sejarah umum yang banyak beredar ditambahkan juga konsep yang lebih keren, “Pancasila adalah karya segenap Bangsa Indonesia sejak zaman purbakala sampai sekarang.” Hebat kan?

Belakangan Hari Lahir Pancasila versi Orde baru ini digugat sejarawan dan pelaku sejarah. Mereka berpandangan bahwa peristiwa itu adalah pembohongan sejarah dan rekayasa Suharto.

Sebenarnya kontroversi mengenai Hari Lahir Pancasila berawal dari sebuah buku yang diterbitkan oleh Pusat Sejarah ABRI, tahun 1971 karangan Nugroho Notosusanto. Buku ini berjudul Naskah Proklamsi Jang Otentik dan Rumusan Pancasila Jang Otentik.

Nugroho menulis ada empat rumusan Pancasila. Pertama, disampaikan oleh Muhammad Yamin tanggal 29 Mei 1945. Kedua, Supomo tanggal 30 Mei 1945 dan ketiga, Sukarno tanggal 1 Juni 1945.

Termasuk hasil kerja Tim Sembilan tanggal 22 Juni 1945. Serta yang tercantum dalam UUD 1945 (18 Agustus 1945). Nah, Menurutnya rumusan Pancasila yang sah adalah rumusan dalam UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945.

Nugroho juga berpandangan, lahirnya Pancasila tak perlu dikaitkan dengan seseorang. Karena gagasan tentang Pancasila itu abstrak cukup disahkan secara resmi dalam suatu dokumen.

Namun pandangan Nugroho ini ditantang oleh sejarawan sekaligus pelaku sejarah AB Kusuma. Dalam sebuah makalah Menelusuri Dokumen Historis Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan kemerdekaan, dan juga berdasarkan Notula yang ditemukan kembali tahun 1989.

Dia berpandangan tidak benar Muhammad Yamin yang pertama mengungkap dasar Negara Pancasila.

Yamin sendiri dalam bukunya berjudul Naskah Persiapan UUD 1945 yang diterbitkan 1959, mengakui Sukarno sebagai penggali Pancasila. Sementara Panitia Lima yang diketuai Hatta juga mengakui Sukarno yang pertama berpidato tentang Pancasila.

Sejarawan Anhar Gonggong malah berpandangan bahwa Sukarno sangat berperan dalam membidani lahirnya Pancasila. Mulai 1 Juni, 22 Juni dan 18 Agustus 1945. Dalam ketiga peristiwa penting itu Sukarno memegang posisi kunci.

Dia berpidato tentang Pancasila (1Juni), ketua Tim Sembilan yang melahirkan Piagam Jakarta (22 Juni), Ketua PPKI (18 Agustus) dan selanjutnya dipilih secara aklamasi sebagai Presiden RI.

Memang tak bisa dipungkiri Sukarno tokoh pertama yang menyampaikan Pancasila sebagai dasar Negaa. Benar ada Tokoh lain yang berbicara dasar Negara tapi cuma Sukarno yang terang-terangan menyebut nama Pancasila dalam Pidatonya.

Kabut gelap sejarah selama pemerintahan Orde Baru memang melahirkan banyak rekayasa sejarah, termasuk lahirnya pancasila.

Hal ini tentunya bertalian dengan strategi pengendalian sejarah yakni untuk mengecilkan jasa pemimpin sebelumnya dan melebihkan peran pemimpin yang berkuasa.

Menurutku inilah yang perlu diketahui oleh generasi sekarang agar tetap melek dan tak mudah diombang-ambingkan sejarah khususnya tentang Hari Lahir Pancasila.