IBUKU, MASTER SEGALA ILMU

Ini masih tulisan dari grup WA. Akhir-akhir ini saya memang lagi kesengsem tulisan atau kisah yang dibagikan di grup pertemanan itu. Menurut saya beberapa diantaranya cukup menyentuh bahkan menggugah sehingga membuat kita merenung.

Saya duga tulisan ini sudah beredar dari satu grup ke grup lain. Saya minta maaf jika di antara anda ada yang sudah membacanya. Saya bagikan lagi di sini karena saya ingin agar yang belum pernah membacanya bisa beroleh manfaat.

Alkisah ada dua orang sedang berbincang tentang ibu.

“Ibumu sarjana apa?”

“Ibuku punya gelar MSi, Master Segala ilmu.

Maksudnya?”

“Ibuku adalah ahli dalam segala bidang. Untuk menjadl ibu yang baik, ibuku harus banyak belajar dan terus belajar sepanjang hayat. Long life education. Aku membayangkan sosok lbuku, juga ibu-ibu yang lain, pastilah belajar tentang banyak hal.

1. lbu harus belajar akuntansi agar bisa mengurus pendapatan keluarga dan
mengelolanya untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, tabungan, serta menata pemasukan dan pengeluaran yang seimbang.

2. lbu harus belajar tata boga, menjadi chef, belajar mengatur masakan keluarga secara kreatif supaya menu yang dlsantap seluruh anggota keluarga tak membosankan.

3. lbu harus belajar ilmu keguruan. la harus menguasai ilmu yang diajarkan di sekolah dasar agar bisa mengajari anaknya bila kesulitan dengan pekerjaan rumah (PR).

4. Ibu harus belajar agama, karena ibulah yang pertama kali mengenalkan anak pada Tuhan, membangun akhlak yang luhur serta iman yang kokoh.

5. Ibu harus belajar ilmu gizi agar bísa menyiapkan makanan bergizi bagi keluarga, setiap hari.

6. Ibu harus belajar farmasi, agar dapat memberi pertolongan awal pada anggota keluarga yang sakit. Ibulah yang menyediakan obat-obatan ketika terjadi keadaan darurat.

7. Ibu harus belajar keperawatan, karena beliaulah yang merawat anak/ suami ketika sakit, yang menyeka tubuh anak/suami ketika tak diperbolehkan mandi, atau mengganti kompres. Ringkasnya, ibu adalah perawat andal.

8. lbu harus belajar ilmu kesehatan agar bisa menjaga kesehatan keluarga dengan cara mengatur asupan makanan, kebersihan rumah, juga melindungi anggota keluarga dari gangguan binatang, misalnya gigitan serangga.

9. Ibu harus belajar psikologl agar bisa berkomunikasi dengan anak dan suami dengan baik, menghadapi anak-anak di setiap jenjang usia, juga sebagal teman curhat suami yang terbaik ketika suami mengalami masalah.

Seandainya seorang ibu harus kuliah di semua jurusan ilmu itu, butuh berapa lama? Sepanjang hidupnya.

Karena itu, menjadi seorang ibu itu bukan sesuatu yang mudah.

la harus multı talenta, memiliki kesabaran merawat, mendidik, dan menemani anak-anaknya. Seorang ibu bisa merawat sepuluh anak, namun sepuluh anak belum tentu bisa merawat seorang ibu.

Beberapa kawan satu grup saya kontan memberi gambar jempol sebagai tanda suka atas kiriman tulisan itu. Sebagian kawan memberikan gambar hati tanda cinta. Ada pula yang berkomentar, “Itu sebabnya ada ungkapan surga berada di telapak kaki ibu.”

Sampai di situ, saya tertegun. Saya kehabisan kata-kata untuk sekadar berkomentar di grup. Terlalu ringkas mendeskripsikan betapa mulia sosok ibu dalam grup percakapan itu.

Tapi setelah itu saya juga jadi terbayang pada para perempuan yang karena satu dan lain hal tak memillki kesempatan menjadi ibu dalam kehidupannya.

Saya risau karena di saat kita begitu mengagungkan dan memberi tempat yang begitu tinggi pada sosok ibu, ada perempuan yang bersedih mereka belum diberi kesempatan atau malah tak pernah berkesempatan menjadi ibu. Kakinya tentu kehilangan peluang menjadi surga bagi anak-anaknya.