Bagaimana Mengetahui Orang Baik dan Orang Buruk di Sekitar Kita?

Gambar : Kompasiana

Beragam orang di sekitar kita. Ada yang menyenangkan. Ada juga menyusahkan. Sebagian jadi sahabat. Tapi tidak sedikit pula yang mengajak bermusuhan.

Anggaplah mereka yang menyenangkan itu adalah orang baik dan sebaliknya yang buruk adalah yang mengajak bermusuhan.

Karena berada di sekitar kita, maka dua tipikal yang bertolak berlakang itu akan sering bersinggungan dengan keseharian kita.

Bisakah mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk? Bagaimana cara membedakannya?

Cara termudah melihat orang baik atau buruk adalah melihat perilakunya.

Orang yang baik hatinya, akan berperilaku santun, menjaga kata-katanya, menjaga pikirannya dan menjalin hubungan yang tulus dan baik dengan orang lain.

Sebaliknya, orang yang buruk akan selalu mengucapkan perkataan yang menyakiti hati, berseteru dengan orang lain dan berprasangka buruk.

Namun, bukankah kita tidak boleh, “menilai buku dari melihat sampulnya”?

Benar..

Dalam laut bisa diukur. Tapi dalamnya hati siapa yang tahu. Penampilan luar bukan hanya sekedar pakaian yang dikenakan, tetapi juga perilaku yang dapat ditangkap oleh mata kita.

Kita memang tidak dapat mutlak menilai seseorang itu baik atau buruk dari penampilan luarnya saja. Namun kita juga tidak dapat memungkiri bahwa apa yang tampak dari luar itulah yang dapat membuat seseorang mendapatkan label.

Kita tentu sering melihat bagaimana seorang guru membedakan mana murid yang baik dan yang buruk. Murid yang baik adalah mereka yang pendiam, duduk mendengarkan kalau guru sedang mengajar dan lebih lagi kalau murid itu pandai.

Sementara murid yang buruk adalah yang nakal, gaduh, senang berkelahi atau tidak mau mendengar. Guru mungkin tidak peduli bagaimana perilaku kedua murid itu kalau berada di rumah.

Bagaimana dengan orang yang terlihat baik diluarnya, tapi ternyata hanya berpura-pura?

Yang membedakan seorang itu benar baik atau sekedar berpura-pura adalah ketulusannya. Orang yang tulus akan tetap sama baik dalam segala situasi. Dia akan menjadi pribadi yang sama dalam suka maupun duka. Ada kesesuaian antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatannya

Sementara orang yang berpura-pura seperti memiliki dua pribadi yang berbeda. Dia muncul di saat gembira, lalu tak peduli di saat sedih. Selain itu hati, pikiran, perkataan dan perbuatannya tidak sejalan.

Jadi orang yang baik adalah mereka yang baik perilakunya dan itu semua bersumber dari hatinya.

Orang yang semacam ini adalah orang yang tulus berbuat baik dan selalu menjadi baik dimana pun dan kapan pun kita menjumpainya. Meskipun dilanda kesusahan, dia tidak akan berubah karena kebaikan itu sudah mengakar kuat dalam hatinya.

Orang yang seperti ini adalah orang yang kita merasa nyaman jika berada di dekatnya, karena setiap kebaikan yang dilakukannya adalah murni tanpa topeng.