Alhamdulilah setelah setahun lamanya dinanti dengan penuh kerinduan. Bulan suci Ramadhan kembali datang. Ramadhan kembali mengetuk pintu rumah kita.
Persiapan penyambutan baginya jauh-jauh hari sudah dilakukan. Apalagi setelah masjid kembali dibuka setelah dua Ramadhan kemeriahannya terasa hambar karena ulah Corona.
Walau sesungguhnya, ada atau tiada Corona, Ramadhan tetap istimewa.
Lihatlah.. masjid berseri, pekarangan nya bersih dan rapi. Ruang untuk berwudhu dengan kran yang lancar memancarkan air.
Karpet yang memenuhi seluas ruang shalat nampak tertata apik, manis kelihatan. Semua itu diharap mampu mengundang para jamaah untuk datang melaksanakan Shalat Tarawih. Dan betah berlama-lama masjid.
Demikian halnya di rumah kita. Lantunan ayat-ayat suci menjadi sering terdengar. Lidah-lidah kita menjadi fasih dan basah dengan puji-pujian akan kebesaran Tuhan.
Alangkah indahnya Bulan Ramadhan. Alangkah mulianya Bulan Ramadhan. Ingin rasanya sepanjang tahun seluruhnya Bulan Ramadhan.
Jika memang ada suatu dunia di mana setahun adalah 12 bulan. Semuanya Bulan Ramadhan. Alangkah surganya dunia itu. Tapi dimana adanya dunia seperti itu?
Baju baru, sarung baru, peci baru, sandal baru dan sajadah baru. Semua mendukung semangat untuk masuk ke suasana yang sama sekali baru.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang menjanjikan pembaruan.
Bahkan Nabi menyampaikan adanya pengampunan buat yang berpuasa di Bulan Ramadhan. Baginya dosa setahun lewat dihapus. Demikian juga dosa tahun mendatang. Diampuni.
Semua baru.
Dan manusia akan bersih. Suci kembali. Lalu kebaruan itu dirayakan dengan penuh kebahagian pada saat hari kemenangan tiba. Hari Raya Idul Fitri.
Namun semua pasti ada syaratnya. Syaratnya, puasa dijalankan dengan tertib. Dengan sepenuh hati. Ditambah dengan amal-amal kebaikan. Karena pahala kebaikan di Bulan Ramadhan berlipat ganda.
Maka berlomba-lombalah kita sebagai orang biasa yang hidup bermasyarakat secara sederhana untuk berbuat baik.
Berbuat baik sebanyak mungkin supaya segala yang kita miliki dapat menunjang kelancaran puasa kita. Sekaligus menambah bobot pahalanya.
Rasanya tak ada persiapan yang begitu mendebarkan selain menyambut ibadah puasa di Bulan Ramadan.
Persiapan kita. Juga seluruh keluarga sunguh-sunguh matang. Kita mempunyai derajat kepentingan yang sama.
Para orang tua dengan anak-anaknya. Sampai kakek neneknya pun memiliki keinginan
yang sama. Bertambah derajat kemuliannya.
Hal itu menjadikan pahalanya sederajat, karena kegiatan ibadah puasa ini atas perintah dan dipersembahkan hanya kepada Tuhan. Disinilah keagungan Bulan Ramadhan.
Pada Bulan Ramadan ini seolah-olah Tuhan yang maha kasih berkenan mengumpulkan seluruh makhluk di jagad raya untuk berkhidmat pada-Nya.
Manusia, hewan, tumbuhan dan alam benda berkumpul di dalam keharibaan-Nya. Semua mengharap untuk mendapatkan belas kasih-Nya yang paling luhur. Yang paling puncak.
Dan beruntunglah, kita dapat kembali merasakannya.